
Pesawat Trigana Air
VIVAnews - Mabes Polri masih mengejar pelaku penembak pesawat Trigana Air di Papua. Polri pun belum dapat memastikan siapa pelaku penembakan tersebut dan berasal dari kelompok mana.
"Kami melakukan pengejaran bersama pasukan gabungan TNI dan Polri," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen M Taufik, saat dihubungi VIVAnews.com, Minggu 8 April 2012.
Menurutnya, Polri belum bisa memastikan apakah penembakan tersebut dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Sejauh ini kami belum bisa memastikan apakah mereka adalah OPM atau tidak, dan kami menduga mereka adalah sekelompok orang yang tidak dikenal," ujarnya.
Seperti diberitakan hari ini, selompok orang bersenjata menembaki pesawat Trigana Air saat mendarat di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua, Minggu 8 Maret sekitar pukul 08.30 WIT.
Akibatnya, pesawat Trigana Air itu pun hilang kendali dan menabrak rumah yang berlokasi di sekitar Bandara Mulia. Satu orang dikabarkan tewas dan 4 lainnya mengalami luka-luka.
Dari data yang berhasil dihimpun, kejadian bermula ketika pesawat Trigana Air PK-YRF mendarat di landasan Bandara Mulia. Saat akan parkir di apron bandara, kelompok bersenjata yang jumlahnya lebih dari lima orang tiba-tiba menembaki pesawat dengan membabi-buta. Pesawat lantas hilang keseimbangan dan menabrak bangunan.
Korban tewas akibat insiden itu adalah penumpang pesawat bernama Leiron Kogoya. Ia mengalami luka tembak di leher. Sementara keempat orang lainnya yang mengalami luka-luka adalah Pako Korwa (anak-anak, 4 tahun) yang terkena serpihan di jari tangan kiri, Yanti Korwa (ibu rumah tangga, 30 tahun) yang terkena serpihan di lengan kanan, Beby Astek (kapten pilot, 40 tahun) yang terkena serpihan di mata kaki kiri, dan Willy Resubun (kopilot, 30 tahun) yang terkena serpihan di jari tangan kanan.
Korban tewas adalah wartawan Pos Nabire. "Leiron Kogoya adalah wartawan kami yang bertugas di Puncak Jaya, dan sudah setahun ia ditugaskan disana,"ujar Angel Berta Sinaga Pemimpin Umum Harian lokal Papua Pos Nabire saat dikonfirmasi. (eh)
"Kami melakukan pengejaran bersama pasukan gabungan TNI dan Polri," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigjen M Taufik, saat dihubungi VIVAnews.com, Minggu 8 April 2012.
Menurutnya, Polri belum bisa memastikan apakah penembakan tersebut dilakukan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). "Sejauh ini kami belum bisa memastikan apakah mereka adalah OPM atau tidak, dan kami menduga mereka adalah sekelompok orang yang tidak dikenal," ujarnya.
Seperti diberitakan hari ini, selompok orang bersenjata menembaki pesawat Trigana Air saat mendarat di Bandara Mulia, Puncak Jaya, Papua, Minggu 8 Maret sekitar pukul 08.30 WIT.
Akibatnya, pesawat Trigana Air itu pun hilang kendali dan menabrak rumah yang berlokasi di sekitar Bandara Mulia. Satu orang dikabarkan tewas dan 4 lainnya mengalami luka-luka.
Dari data yang berhasil dihimpun, kejadian bermula ketika pesawat Trigana Air PK-YRF mendarat di landasan Bandara Mulia. Saat akan parkir di apron bandara, kelompok bersenjata yang jumlahnya lebih dari lima orang tiba-tiba menembaki pesawat dengan membabi-buta. Pesawat lantas hilang keseimbangan dan menabrak bangunan.
Korban tewas akibat insiden itu adalah penumpang pesawat bernama Leiron Kogoya. Ia mengalami luka tembak di leher. Sementara keempat orang lainnya yang mengalami luka-luka adalah Pako Korwa (anak-anak, 4 tahun) yang terkena serpihan di jari tangan kiri, Yanti Korwa (ibu rumah tangga, 30 tahun) yang terkena serpihan di lengan kanan, Beby Astek (kapten pilot, 40 tahun) yang terkena serpihan di mata kaki kiri, dan Willy Resubun (kopilot, 30 tahun) yang terkena serpihan di jari tangan kanan.
Korban tewas adalah wartawan Pos Nabire. "Leiron Kogoya adalah wartawan kami yang bertugas di Puncak Jaya, dan sudah setahun ia ditugaskan disana,"ujar Angel Berta Sinaga Pemimpin Umum Harian lokal Papua Pos Nabire saat dikonfirmasi. (eh)
• VIVAnews